Jumat, 08 November 2019

Turah Rasa :



        Detachment :
Ketika kata ini terus terngiang dalam telingaku..mengulik isi hatiku saat itu..
Ketika rasa bergelora emosi, sedih marah kecewa kosong hampa hingga akhirnyaa.... mengikhlskan...memaafkan...melepaskan...atas nama Cinta...
Melepaskan rasa...
Melepaskan kemelekatan...
Bagian dari jiwaku sendiri...
Twin flame...
Jiwa ku...bara api...


Entah kenapa saat itu semua seperti ber- resonate...bersatu padu...dalam memberikan pesan padaku...semesta memberikan clue nya..

Bukan mauku..tapi itulah yang harus terjadi:

Dia berkata : " Semua telah usai, semua pelajaran telah kalian dapat, kalian pahami, kini saatnya Letting Go ! "

Ketika ku pergi meninggalkannya bersama secangkir Latte, aku meneruskan perjalananku bersama sebuah Taxi ke tempat tujuanku berikutnya...
Lamat lamat kudengar alunan sebuah lagu dari radio di dalam taxi...

"Walau seribu duka kita tak kan terpisah..
"Andai dipisah laut dan pantai...tak akan goyah gelora cinta "
"Andai dipisah api dan bara, tak akan mudah sirna nan cinta "

.....

Seperti dejavu...
Yang mana?
Apa?
Dimana?

" Api dan Bara..."

Aku jadi teringat:
Suatu wisdom ...

"Flame bagaikan bara..api..."

aarrrgghhh

Sepertinya semesta memang mendukungku...menjawab semua rasaku, pertanyaanku dan keinginanku selama ini...

Mungkin saat ini sidah saatnya Melepas mu..
Maafkan aku diriku..maafkan aku dirimu, jiwa kita satu walau di dua raga, Aku dan Kamu..
Aku sayang kamu, Aku sangat mencintaimu...
Sudah saatnya kita saling melepas..untuk union kemudian..kapan? Dimana?...Entahlah...
Percayalah...kita akan bersatu...kapan? Dimana?...Entahlah...

Selalu bangga padamu...selalu,
Lagi lagi dan lagi

Aku akan selalu ada untukmu,
Selalu selalu dan selalu

Biarkan jiwa kita kan selalu bicara dalam diam ditengah kesunyian

Berpisah bukan berarti tak tahu
Berpisah bukan berarti tak melihat
Berpisah bukan berarti tak mendengar

We are ONE

Bukit Permata, 8 November 2019


*Seperti yang kutulis diawal caption blog ku...aku hanyalah orang biasa yang sekedar ingin berbagi apa yang kumiliki apa yang kurasakan semua pengalaman hidupku.
Aku hanya ingin menulis apa yang ingin kutulis.
Aku ingin menjadi diriku sendiri apa adanya.
Karena dengan menjadi diriku sendiri aku mencintai diriku juga mencintai dirinya.






Sabtu, 02 November 2019

Turah Rasa :



Ambigu...

Ada ruang kosong di kotak biru...
Kumenanti ungu datang menyapa...

Saat kotak biru terisi...kapan kah...
Kerap ku bertanya...

Selalu kumenanti ungu datang menyapa...
Bak gelap membutuhkan cahaya...

Aku tak tahu lagi beda antara gelap dan terang,
Ambigu...

Ada ruang kosong di kotak biru...
Kumenunggu ruang biru terisi ungu...



starLA
 Negri Kejora, 2 November 2019








Liputan : MENGUBAH LIMBAH MENJADI KARYA SENI CANTIK BERMANFAAT



Sebelumnya starLA ingin memberitahukan, bahwa seharusnya liputan pandang mata ini sudah tayang di blog seminggu yang lalu, namun...apa daya...starLA sempat lupa password akun blog ini...hadeew...😓🤭...paraaah gak siih...😫😰😄
Sekarang setelah password akun blog ini pulih dan sehat kembali starLA akan mengulik tentang sebuah kegiatan yang sangat inspiratif dan bermanfaat.


Di bulan Oktober kemaren dari tanggal 7 sampai 13 Oktober 2019, beberapa museum- museum di kawasan Kota Tua Jakarta telah mengadakan beberapa acara-acara yang menarik dan bermanfaat bagi para pengunjung. Hal tersebut ternyata untuk memperingati Hari Museum Indonesia.
Museum-museum yang mengadakan acara yang menarik tersebut diantaranya adalah Museum Senirupa dan Keramik, Taman Museum Fatahila, Museum Bank Indonesia dan Museum Bank Mandiri.
Salah satu acara yang starLA liput adalah Mengubah Limbah Menjadi Karya Seni Cantik Bermanfaat. Acara ini dibawakan oleh Komunitas Rajut Bogor atau biasa disingkat KRB bekerja sama dengan Museum Bank Mandiri, pada hari Minggu tanggal 13 Oktober 2019.
Komunitas Rajut Bogor ( KRB)



Komunitas Rajut Bogor atau KRB ini dipimpin oleh Ari Asih Pratiwi sejak 12 tahun yang lalu.
Wanita berbakat merajut ini mendirikan sebuah komunitas yang terdiri dari orang-orang berbagai usia, latar belakang, dan profesi namun memiliki satu kesamaan yaitu senang merajut atau knitting.
Sebagian besar anggota dari komunitas ini berdomisili di Bogor, Jawa Barat namun banyak juga yang berdomisili di Jakarta dan daerah lainnya di Indonesia.
Sebulan sekali mereka saling bertemu muka alias kopi darat disuatu tempat secara bergantian dan merajut bersama-sama membuat suatu hasil karya seni, seperti baju, sepatu, selimut, tas, topi dan lain sebagainya.
Kali ini KRB bekerja sama dengan Museum Bank Mandiri di kawasan Kota Tua.




Ari asih Pratiwi pendiri KRB



Anggota KRB

KRB kali ini membuat Limbah seperti toples bekas, kaleng bekas, dan botol bekas menjadi barang yang bermanfaat dan dapat digunakan kembali namun dengan nuansa baru. Yaitu melapisi kaleng, toples atau botol bekas tersebut dengan rangkaian benang yang dirajut menutupi benda- benda tersebut sehingga berbentuk menarik dan cantik.
Bukan hanya itu saja, mereka juga mengolah kantong plastik bekas atau kantong kresek dijalin menjadi sebuah tas dan dompet.
Tentunya sangat kreatif dan inspiratif sekali.

Hasil karya KRB berupa toples bekas
yang diubah menjadi toples cantik

Kaleng bekas menjadi celengan

Tas cantik berasal dari kantong plastik
atau kresek bekas


Acara ini diadakan di Museum Bank Mandiri khusus untuk memperingati hari Museun Indonesia. KRB yang dihadiri oleh 10 orang perajut juga mengadakan pelatihan merajut bagi pengunjung museum hari itu tanpa dikenakan biaya pelatihan alias free...
Waah tentunya sangat menguntungkan dan bermanfaat sekali bagi pengunjung museum  selain dapat menikmati sejarah di museum tersebut juga mendapat ilmu baru yang di dapat secara cuma-cuma.

Selayiknya acara-acara seperti ini pantas digalakan dan disebarluaskan ke kalangan generasi muda.
Museum- museum di Indonesia ada baiknya secara intens bekarja sama dengan Dinas Pariwisata untuk terus mengadakan acara-acara seni dan budaya bagi semua lapisan masyarakat agar mereka dapat mengenal sejarah, rasa dan karsa bangsanya.(*)

Jakarta, Oktober 2019