Sabtu, 28 September 2019

THE MAGIC WORDS OF RUMI



                              KEARIFAN CINTA

Cinta yang dibangkitkan
Oleh khayalan yang salah
dan tidak pada tempatnya
bisa saja menghantarkannya 
pada keadaan ekstasi.
Namun kenikmatan itu,
jelas tidak seperti bercinta dengan kekasih
sebenarnya
kekasih yang sadar akan hadirnya
seseorang...


CINTA

"Dia adalah, orang yang tidak mempunyai ketiadaan, 
Saya mencintainya dan Saya mengaguminya,
Saya memilih jalannya dan Saya memalingkan muka ke jalannya.
Setiap orang mempunyai kekasih, dialah kekasih Saya,
Kekasih yang abadi.
Dialah orang yang saya cintai,
Dia begitu indah, oh dia adalah yang paling sempurna.
Orang- orang yang mencintainya adalah para pecinta
yang tidak pernah sekarat.
DIA adalah dia
dan
dia dan mereka adalah Dia...
Ini adalah sebuah rahasia
Jika kalian mempunyai cinta, kalian akan memahaminya.


Dua puisi diatas adalah puisi indah karya Rumi.
Siapakah Rumi ?


Maulana Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin al Khattabi al-Bakri atau sering pula disebut dengan nama Rumi adalah seorang penyair sufi yang lahir di Balkh pada tanggal 6 Rabiul Awal tahun 604 Hijriah atau tanggal 30 September 1207 Masehi. (Wikipedia)

Lahir: 30 September 1207, Balkh, Afghanistan

Meninggal: 17 Desember 1273, Konya, Turki

Nama lengkap: Jalāl ad-Dīn Muhammad Balkhī

Dimakamkan: 18 Desember 1273, Mevlana Museum, Konya, Turki

Maulana Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin al Khattabi al-Bakri (Jalaluddin Rumi) atau sering pula disebut dengan nama Rumiadalah seorang penyair sufi yang lahir di Balkh(sekarang Samarkand) pada tanggal 6 Rabiul Awwal tahun 604 Hijriah, atau tanggal 30 September 1207 Masehi. Ayahnya masih keturunan Abu Bakar, bernama Bahauddin Walad. Sedang ibunya berasal dari keluarga kerajaan Khwarazm. Ayah Rumi seorang cendekia yang saleh, ia mampu berpandangan ke depan, seorang guru yang terkenal di Balkh. Saat Rumi berusia tiga tahun, karena terancam oleh serbuan Mogol, keluarganya meninggalkan Balkh melalui Khurasan dan Suriah, sampai ke Provinsi Rum di Anatolia tengah, yang merupakan bagian Turki sekarang. Mereka menetap di Qonya, ibu kota provinsi Rum. Dalam pengembaraan dan pengungsiannya tersebut, keluarganya sempat singgah di kota Nishapur yang merupakan tempat kelahiran penyair dan ahli matematika Omar Khayyam. Di kota ini Rumi bertemu dengan Attar yang meramalkan si bocah pengungsi ini kelak akan masyhur yang akan menyalakan api gairah Ketuhanan.
Tahun 1244 M, Rumi bertemu dengan syekh spiritual lain, Syamsuddin dari Tabriz, yang mengubahnya menjadi sempurna dalam ilmu tasawuf. Setelah Syamsuddi wafat, Rumi kemudian bertemu dengan Husamuddin Ghalabi, dan mengilhaminya untuk menulisakan pengalaman spiritualnya dalam karyanya monumentalnya Matsnawi-yeMa’nawi. Ia mendiktekan karyanya tersebut kepada Husamuddin sampai akhir hanyatnya pada tahun 1273 M.[1]

Kumpulan puisi Rumi yang terkenal bernama al-Matsnawi al-Maknawi konon adalah sebuah revolusi terhadap Ilmu Kalam yang kehilangan semangat dan kekuatannya. Isinya juga mengeritik langkah dan arahan filsafat yang cenderung melampaui batas, mengebiri perasaan dan mengkultuskan rasio. Diakui, bahwa puisi Rumi memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan para sufi penyair lainnya. Melalui puisi-puisinya Rumi menyampaikan bahwa pemahaman atas dunia hanya mungkin didapat lewat cinta, bukan semata-mata lewat kerja fisik. Dalam puisinya Rumi juga menyampaikan bahwa Tuhan, sebagai satu-satunya tujuan, tidak ada yang menyamai.
Ciri khas lain yang membedakan puisi Rumi dengan karya sufi penyair lain adalah seringnya ia memulai puisinya dengan menggunakan kisah-kisah. Tapi hal ini bukan dimaksud ia ingin menulis puisi naratif. Kisah-kisah ini digunakan sebagai alat pernyataan
pikiran dan ide.
Banyak dijumpai berbagai kisah dalam satu puisi Rumi yang tampaknya berlainan namun nyatanya memiliki kesejajaran makna simbolik. Beberapa tokoh sejarah yang ia tampilkan bukan dalam maksud kesejarahan, namun ia menampilkannya sebagai imaji-imaji simbolik. Tokoh-tokoh semisal Yusuf, Musa, Yakub, Isa dan lain-lain ia tampilkan sebagai lambang dari keindahan jiwa yang mencapai ma'rifat. Dan memang tokoh-tokoh tersebut terkenal sebagai pribadi yang diliputi oleh cinta Ilahi.

Salah satu karyanya yang paling terkenal 
adalah :

Jangan tanya apa agamaku. Aku bukan yahudi, bukan zoroaster, bukan pula islam. Karena aku tahu, begitu suatu nama kusebut, kau akan memberikan arti yang lain daripada makna yang hidup di hatiku.




Ini adalah GREEN DOME di Konya, Turkey.
Green Dome adalah sebuah bangunan besar berkubah yang cantik sekali ornamen dan interiornya. Berisi museum, masjid dan makam dari penyair terkenal Mevlana Jalaluddin Rumi atau biasa kita sebut Maulana Jalaluddin Rumi.

 starLA di depan Green Dome...
Untuk memasuki Green Dome, sebagai tanda penghomatan kita selaku tamu yang mengunjungi tempat yang dianggap bersejarah oleh bangsa Turkey, para wanitanya diharuskan memakai kerudung, untuk wanita, pria dan anak-anak diharuskan memakai plastik khusus pada kaki kita, jadi sepatu tidak perlu dilepas namun kita cukup memakai lapisan plastik untuk melapisi sepatu kita, agar museum, masjid dan makam tetap terjaga kebersihan lantainya.



Makam Maulana Jalaluddin Rumi

Dear starLAholic...
Saya dari dulu memang sangat menyukai karya- karya Rumi.

Kenapa?
Karena setiap karyanya mempunyai "soul", sehingga memiliki arti yang tidak mampu dicerna saja dalam pikiran namun perlu kedalaman hati untuk memahami maknanya.

Karya-karya Rumi bersifat universal, diperuntukan oleh semua orang, tanpa memandang agama, ras, suku bangsa dan pekerjaan. Rumi membuat karya-karyanya untuk dinikmati oleh seluruh umat manusia dimuka bumi ini, tanpa kecuali.

Penggemar karya-karya Rumi pun bermacam-macam, menembus batasan agama, kepercayaan, ras dan suku bangsa.

Karya- karya Rumi selalu mempunyai keterhubungan dengan Ilahi atau Tuhan sebagai sang Maha.
Disetiap karya Rumi selalu terdapat energy cinta dan keilahian, bukan cinta berupa roman picisan belaka, namun cinta Ilahi yang dapat diterapkan kepada siapa saja.

Karya-karya Rumi mempunyai kedalaman spiritual tersendiri. Awalnya kau tak mengerti lalu kau mengabaikannya, namun seiring dengan perkembangan waktu, lalu kau teringat dan melihat lagi karyanya, tetiba kau menyadari makna dari karya Rumi, maka berarti perjalanan jiwamu telah berkembang, karena kau telah paham apa makna dibalik puisi nya.

StarLAholic milenial mungkin tidak terlalu mengenal bahkan menyukai puisi-puisi atau karya sastra Rumi, mungkin starLAholic milenial lebih menyukai karya TereLiye, Lala Bohang dsb..
Tapi sebaiknya cobalah mengulik sejenak karya- karya Rumi...cari..bacalah...cerna isinya dengan baik dan bijak...dalam ketenangan jiwa dan suasana hening....semakin dalam kalian mencari....semakin dalam kalian akan menyatu dengan isi puisinya...disitu kalian tidak saja menemukan TUHAN...namun kalian akan menemukan Diri Sejati kalian. 

DIVINE DISCONTENT

Winter falls upon us
So spring can bring new growth,
Cry the tears!
Allow the longing!
Sadness brings surrender
and a deep desire to be free.

-RUMI-

THE LION AND THE DEER

When you enter the garden of the heart,
you become fragrant like the rose.

When you fly toward Heaven,
you become graceful like the angel.

If you get burned like oil,
you become brilliant.

When you become thin like hair in yearning,
your joy leads the way.

You'll be the kingdom and the king.
You'll be paradise and the guardian angel.
You'll be infidelity, and you'll be faith.
You'll be the lion, and you'll be the deer.

-RUMI-

Dear starLAholic, berikut beberapa buku berisi karya Rumi yang dapat kalian nikmati, dan kalian dapatkan di toko buku atau onlineshop...
Check it out !...














Tidak ada komentar:

Posting Komentar